BELAJAR FOREX
Referensi Bisnis Lainnya
Saturday, 19 September 2015
AEROCYCLE INDONESIA: AEROCYCLE INDONESIA
AEROCYCLE INDONESIA: AEROCYCLE INDONESIA: Jadilah salah satu agen kami! Aero cycle adalah alat transportasi yang mengadopsi teori aerospace yang dikontrol oleh sikap, a...
Wednesday, 29 July 2015
Mengapa Trader Kebanyakan Loss?
Berdasarkan pemantauan selama beberapa tahun, fakta menunjukkan bahwa sebagian besar trader kehilangan modal saat trading Forex karena loss. Dalam benak kita pasti segera muncul pertanyaan: apakah market Forex begitu misterius, sehingga orang-orang yang trade kebanyakan mengalami kerugian?
Melalui artikel ini kita akan menelusuri fakta tersebut untuk mencari solusi agar terhindar dari kerugian di masa akan datang.
Dari permasalahan di atas, faktor psikologis pada diri trader dan faktor emosi yang mempengaruhi mereka ketika trade mata uang merupakan pemicu terjadi loss. Namun ada kabar gembira bahwa emosi dan psikologis trader yang dapat mengganggu saat transaksi dapat diatasi menggunakan manajemen risiko. Hari ini kita akan membahas 2 aspek kunci dari manajemen risiko, di antaranya:
Point 1: Kerugian harus lebih kecil dari profit dengan perbandingan rasio 1:2
Pada beberapa waktu yang lalu, penelitian mengenai sifat dasar manusia dalam melakukan transaksi mata uang belum populer digalakkan. Kini setelah penelitian semacam ini sering dilakukan, kita akan tahu penyebab trader mengalami rugi akibat trade Forex.
Satu dari banyak trader kehilangan uang karena mereka tidak mengerti dan tidak mematuhi praktek manajemen uang (money manajemen) dengan baik.

Money mangement pada dasarnya adalah menentukan risiko sebelum seorang trader melakukan sebuah transaksi trading. Tanpa ada management modal, trader akan kehilangan sebagian atau seluruh modal. Untuk mengantisipasi hal itu, kita memerlukan manajemen risiko.
Rasio manajemen risiko yang umum digunakan oleh trader adalah 1 : 2. Dengan pengelolaan risiko kita tidak perlu khawatir kehilangan uang lebih banyak, atau bekerja lebih keras untuk mendapat keuntungan lebih besar. Yang perlu kita lakukan hanya menempatkan manajemen risiko dan profit sebesar 50% akan dengan mudah didapatkan, jika dibandingkan kita hanya menggunakan trading reguler.

Point 2: Risiko kehilangan modal harus kurang dari 5% dari balance
Sebagai trader tentu kita menginginkan hasil yang konsisten. Oleh sebab itu, penggunaan manajemen risiko dengan rasio 1:2 belum cukup. Kita juga harus menempatkan risiko pada balance. Apa yang dimaksudkan artikel ini adalah berapa banyak modal yang kita relakan jika nanti terjadi kerugian. Di sinilah kita akan mengetahui betapa pentingnya batasan risiko pada akun kita, supaya tidak banyak modal yang melayang.
Sering kali trader menetapkan take profit (TP) mereka hanya pada 20 poin. Yang menjadi pertanyaan adalah, berapa stop loss (SL) yang akan diberikan jika seorang trader menetapkan TP hanya 20 poin? Apakah mungkin diberikan SL sebesar 10 poin? Di bawah ini akan diberikan perbandingan antara SL 10 poin dengan SL 50 poin. Berikut hasilnya:

Batasi kerugian kita setidaknya 5% dari saldo akun ketika bertransaksi. Sehingga seandainya transaksi mengalami kerugian, maka kita masih punya cadangan berupa 95% balance yang dapat digunakan untuk trade esok hari.
Berikut rumus untuk menghitung risiko pada trading:
Biaya per pip x modal yang direlakan= manajemen balance
Contoh:
Jika trade di pair AUD/JPY dengan 1 volume saat ini sebesar $1,25 posisi per 10k, dengan mengambil 50 pips dari risiko, maka risiko yang ditanggung adalah $62,50. Jadi kerugian yang bisa ditolerir: $ 1,25x50 pips= $ 62,50
Risk/Reward Ratio Adalah Holy Grail Dalam Trading Forex
Pada kenyataannya trading forex adalah mengenai probabilitas. Trader yang menerapkan perhitungan risk/reward ratio pada setiap posisi tradingnya dan dilakukan dengan disiplin akan mendapatkan profit yang konsisten. Kita bisa bebas memilih strategi apa saja untuk diterapkan dalam trading, tetapi dengan setting risk dan reward yang memadai sangat mungkin diperoleh profit yang konsisten walaupun setup strategi trading kita belum benar-benar matang. Penerapan risk/reward ratio memberi trader kesempatan yang sama untuk memperoleh profit yang konsisten, oleh karena itu bisa dikatakan bahwa metode risk/reward adalah ‘holy grail’ dalam trading, dan hal yang paling utama disamping faktor disiplin dan pengendalian emosi.
Menetapkan level risk dan reward
Hal pertama yang seharusnya dilakukan trader dalam setup strategi tradingnya adalah menghitung resiko yang berani untuk ditanggung agar hasil tradingnya realistik.
Ketika menghitung risk dan reward, trader sering melakukan kesalahan dengan menentukan reward terlebih dahulu atau setting stop loss level yang terlalu dekat jaraknya dengan entry level, yang menyebabkan strateginya tidak berjalan dengan baik.
Berpatokan pada probabilitas harga pasar dalam menetukan risk dan reward, yang perlu ditentukan terlebih dahulu adalah resikonya, baru kemudian reward yang dihitung sebagai kelipatan dari resiko. Dengan menentukan resiko terlebih dahulu, kita akan lebih peduli pada resikonya daripada reward yang akan diperoleh.
Hal pertama yang seharusnya dilakukan trader dalam setup strategi tradingnya adalah menghitung resiko yang berani untuk ditanggung agar hasil tradingnya realistik.
Ketika menghitung risk dan reward, trader sering melakukan kesalahan dengan menentukan reward terlebih dahulu atau setting stop loss level yang terlalu dekat jaraknya dengan entry level, yang menyebabkan strateginya tidak berjalan dengan baik.
Berpatokan pada probabilitas harga pasar dalam menetukan risk dan reward, yang perlu ditentukan terlebih dahulu adalah resikonya, baru kemudian reward yang dihitung sebagai kelipatan dari resiko. Dengan menentukan resiko terlebih dahulu, kita akan lebih peduli pada resikonya daripada reward yang akan diperoleh.
Risk management yang efektif akan menghasilkan profit yang konsisten dalam trading. Level reward biasanya ditentukan 1, 2 atau 3 kali dari resikonya, demikian pula jika kita gunakan metode trailing stop dengan menggeser level stop lossnya, hendaknya juga pada 1, 2 atau 3 kali dari level resiko yang telah kita tentukan.
Beberapa contoh penerapan level risk dan reward
Contoh berikut adalah EUR/USD pada 1-hour chart. Tampak bentukan pin bar yang valid dan dikonfirmasikan oleh resistance daily dan momentum bearish yang memberi sinyal yang kuat untuk posisi sell.
Kita berikan tanda garis horisontal pada level tertinggi pin bar sebagai level stop loss, dan level stop loss kita adalah 1.3656, satu pip diatas level tertinggi pin bar. Entry level kita pada level terendah pin bar saat tertembus (break), yaitu pada 1.3611, satu pip dibawah level terendah pin bar. Total risk = 1.3656 - 1.3611 = 45 pip. Jika kita main dengan minilot, atau 1 pip = 1$, maka resiko kita adalah 45$, bukan 45 pip.
Contoh berikut adalah EUR/USD pada 1-hour chart. Tampak bentukan pin bar yang valid dan dikonfirmasikan oleh resistance daily dan momentum bearish yang memberi sinyal yang kuat untuk posisi sell.
Kita berikan tanda garis horisontal pada level tertinggi pin bar sebagai level stop loss, dan level stop loss kita adalah 1.3656, satu pip diatas level tertinggi pin bar. Entry level kita pada level terendah pin bar saat tertembus (break), yaitu pada 1.3611, satu pip dibawah level terendah pin bar. Total risk = 1.3656 - 1.3611 = 45 pip. Jika kita main dengan minilot, atau 1 pip = 1$, maka resiko kita adalah 45$, bukan 45 pip.
Karena kita bisa saja mempunyai berbagai posisi dengan lot yang berbeda-beda, maka hendaknya dibiasakan untukmenghitung risk dan reward dalam satuan $, bukan pip, tetapi memberikan tanda risk dan reward pada chart dengan satuan pip.

Seperti terlihat pada gambar berikut, level-level rewardnya kita tentukan pada 1, 2 atau 3 kali dari resikonya, yaitu pada 45 pip, 90 pip atau 135 pip. Karena kita trading dengan 1-hour chart, dengan sinyal price action yang terjadi, stop loss 45 pip terasa lebih ketat dibandingkan jika kita trading dengan daily chart.
Berikut daily chart XAG/USD (silver). Bersamaan dengan momentum bullish terbentuk fakey pin bar yang memberi sinyal buy. Resiko kita tetapkan sedikit dibawah level pin bar sebesar 1.13 dari selisih harga atau 113 pip. Reward level masing-masing pada 1R (1 X Risk level), atau 2R (2 X Risk level) atau 3R (3 X Risk level). Jika kita trading dalam mini lot, 1 pip = 1$, sehingga total resiko = $113, sedang reward masing-masing pada $113 (1R), $226 (2R) dan $339 (3R). Seperti terlihat pada chart dibawah, ketika telah tercapai reward 3R, pin bar selanjutnya terbentuk yang memberi sinyal sell.
Trailing stop
Untuk memperoleh profit yang optimal, kita terapkan metode trailing stop pada tiap-tiap level reward yang telah kita tetapkan.
Dalam hal ini kita tidak perlu menetapkan level exit pada level rewardnya, tetapi menset level stop loss pada tiap level rewardnya jika level ini telah terlampaui, sehingga akan tetap memperoleh profit jika arah pergerakan harga masih sesuai dengan asumsi yang kita telah prediksikan.
Dengan metode ini kita harus memonitor pergerakan harga agar setting trailing stop bisa diterapkan. Cara ini tepat diterapkan pada kondisi pasar yang trending dengan kuat.
Sebagai illustrasi, perhatikan chart daily AUD/USD berikut ini :
Dengan menerapkan metode trailing stop, kita bisa setting stop loss pada level break-even yaitu sebesar $108 setelah pergerakan harga melampaui level 1R. Harga terus naik dan ketika telah melampaui level 2R, level stop loss digeser ke level 2R atau sebesar $216, dan seterusnya bila harga telah melampaui level 3R, stop loss digeser ke level 3R atau $324.
Dengan demikian profit yang kita peroleh akan maksimal sesuai pergerakan trend, dan jika harga telah melampaui level 3R, kita masih dimungkinkan untuk memperoleh profit 4R atau bahkan 5R.
Dengan demikian profit yang kita peroleh akan maksimal sesuai pergerakan trend, dan jika harga telah melampaui level 3R, kita masih dimungkinkan untuk memperoleh profit 4R atau bahkan 5R.
Metode Risk/Reward menghasilkan profit yang konsisten
Idealnya, kita setting Risk/Reward ratio pada 1:1 atau biasanya dengan 1:2 pada setiap posisi yang kita buka, dengan demikian rata-rata perbandingan loss/profit adalah 1:2 .
Oleh karena itu Risk/Reward dikatakan sebagai ‘holy grail’ dalam trading. Jika metode ini benar-benar diterapkan, akan menghasilkan profit yang konsisten pada trading kita.
Idealnya, kita setting Risk/Reward ratio pada 1:1 atau biasanya dengan 1:2 pada setiap posisi yang kita buka, dengan demikian rata-rata perbandingan loss/profit adalah 1:2 .
Oleh karena itu Risk/Reward dikatakan sebagai ‘holy grail’ dalam trading. Jika metode ini benar-benar diterapkan, akan menghasilkan profit yang konsisten pada trading kita.
Semisal dalam skenario keseluruhan trading, kita loss sebesar 65% dan hanya profit 35%, dengan Risk/Reward ratio sebesar 1:2 dan jumlah trade sebanyak 100, maka kita rugi 65 kali dan profit 35 kali. Katakan kerugian per trade adalah $100, maka total kerugian kita = 65 X $100 = $6500. Karena reward kita 2 kali risk atau $200 sehingga total profit = 35 X $200 = $7000, dan secara keseluruhan kita masih profit $500.
Kesalahan yang dilakukan oleh trader pada umumnya tidak disiplin dalam eksekusi trading sesuai dengan risk dan reward yang telah direncanakan dan ditetapkan sebelumnya. Jika kita benar-benar menerapkan metode risk/reward ratio dengan disiplin pada setiap posisi yang kita buka, dan disertai dengan strategi trading yang memadai, maka penerapan risk/reward ratio ini adalah benar-benar faktor ‘holy grail’ dalam trading.
Indikator Symphonie
Kali ini kita akan mempelajari indikator yang disebut sebagai Symphonie. Aslinya indikator ini digunakan untukmendeteksi daerah support dan resisten dengan memanfaatkan garis dinamis. Namun karena pergerakan harga yang naik turun menjadikan indikator dapat dimanfaatkan untuk mendeteksi trend.
Sama seperti indikator momentum atau trend yang ada pada MA, indikator ini pun bisa mengetahui trend yang sedang terjadi. Jika harga sedang mengalami trend up, maka dapat dilihat dari indikator setelah harga mengalami penembusan indikator mengarah naik. Dan jika harga telah turun melewati indikator Symphonie maka akan dikatakan trend sedang mengalami downside.
Time frame dapat menggunakan sesuai pilihan trader masing-masing. Dari pengalaman, indikator dapat digunakan pada tf m5 sampai h1. Namun itu semua tergantung dari trader sendiri dalam memanfaatkan trading. Bila ingin menggunakan dalam jangka pendek, bisa menggunakan m5, sedangkan dalam jangka waktu sedikit lebih panjang dapat Anda gunakan h1.
Karakteristik
Indikator Symphonie merupakan indikator yang lagging karena pergerakan akan mengikuti pergerakan trend setelah harga benar-benar membentuk suatu trend. Indikator memiliki kecenderungan untuk tetap dalam posisi yang sama ketika terjadi pembalikan harga hingga akhirnya harga benar-benar menembus indikator dan melewatinya.
Dibanding indikator lain, Symphonie ditanamkan garis line untuk mengantisipasi dari pembalikan. Jadi secara line, indikator diberikan 2 bentuk fungsi. Dapat menentukan support dan resisten dengan garis lurus berbentuk line horizontal, dan mengikuti harga seperti fungsi MA.
Rekomendasi
Karena indikator terkadang tidak valid pada saat terjadi sideway, maka Anda memanfaatkannya ketika terjadi trend. Disaat harga sedang menunjukkan volatelitas yang tinggi, disitulah Anda dapat melihat Indikator Symphonie dan dimanfaatkan untuk menganalisa harga.
Gunakan pada saat volatelitas yang tinggi. Terjadinya volatelitas jika terjadi suatu trend kuat. Trend kuat bisa diketahui pada saat terjadi news, terjadi suatu rapat penting negara, rumor, sampai pembukaan sesi market, dan overlapping. Bila Anda bisa menerapkan hal itu kedalam trading, maka indikator bisa membantu Anda meningkatkan profit lebih maksimal.
Download
Indikator Symphonie dapat di download pada link di bawah ini :
Indikator Symphonie (4 kb)
Kesimpulan
Indikator Symphonie merupakan indikator yang bisa dimanfaatkan untuk mendeteksi titik support dan resisten, terjadinya pergerakan trend, dan pembalikan harga. Gunakanlah Indikator Symphonie untuk membantu analisa Anda, karena Symphonie bisa memberi signal pada saat terjadi trend kuat dan mengalami penembusan harga.
Risk Management Untuk Long Term
Strategi forex jangka panjang sebenarnya bukanlah solusi mutlak. Ada juga strategi lainnya yang bisa dijadikan pendamping anda dalam mengambil keuntungan. Hanya saja strategi ini umumnya di pakai oleh mereka yang tidak ingin setiap hari nongkrong didepan komputer.
Seorang long term trader akan menahan posisi open untuk jangka waktu yang lama, bisa beberapa hari bahkan sampai beberapa minggu. Close transaksi baru dilakukan jika profit yang dihasilkan sudah sesuai target.
Keuntungan
1. Tekanan psikologis jauh lebih kecil.
2. Tidak perlu mengawasi chart setiap hari.
3. Analisa lebih sederhana, lebih ke arah analisa fundamental.
Kekurangan
Keuntungan yang didapat mungkin agak lama.
Apa Perlu Modal besar ?
Tidak Juga, bisa disesuaikan saja. Modal tidak harus selalu besar. 100 dollar juga bisa, yang penting perhatikan Lot.
kita ambil contoh. Modal $ 100 akun standar instaforex
Lot 0,01 = 0,01 Dollar
Lot 0,10 = 0,10 dollar
Lot 1,00 = 1,00 dollar

Anda open di BUY di 1.2998 TP 1.3705
Ternyata harga jatuh ke 1.2663 / 1,2056 / 1,1867
maka kalkulasinya minusnya adalah:
1,2998 - 1,2663 = - 335 pips
1,2998 - 1,2056 = - 942 pips
1,2998 - 1,1867 = - 1,131 pips
Bagaimana Manajemen Floatingnya
Anda open dengan lot 0,01 ( $ 0,01 )
Tinggal anda hitung saja. Maka anda minus sebesar :
-335 pips x $ 0,01 = $ -3,35
-942 pips x $ 0,01 = $ -9,42
-1,131 pips x $ 0,01 = $ -11,31
Silahkan anda kalkulasikan jika open dengan Lot 0,02 dan seterusnya.
Tak harus modal besar bukan ?. lot size menjadi Kuncinya.
Kesalahan Umum Long Term adalah :
1. Tidak memperhatikan Harga tertinggi/Terendah yang pernah terjadi.
2. Membuka kembali posisi lagi dan lagi tanpa perhitungan.
3. Melakukan hedging tanpa bisa keluar. Sehingga anda terperangkap.
Rumusan Long Term adalah,
1. Anda BUY resikonya Turun keharga terendah yang pernah terjadi.
2. Anda SELL resikonya Naik keharga tertinggi yang pernah terjadi.
3. Keuntungan anda sebanding dengan Lot yang digunakan.
4. Kerugian floating anda sebanding dengan Lot yang anda gunakan.
Adakah Kesulitan Long Term ?
Saya rasa tidak ada. Sebelum Anda BUY/SELL maka perhatikan dulu posisi tertinggi dan terendah dari harga yang pernah terjadi. Sesuaikan LOT agar mampu mengcover kemungkinan pergerakan yang terjadi. Sehingga ketahanan modal Anda selalu dalam level yang aman.
Fungsi Magic pada EA
Magic number sangat erat kaitannya dengan EA. Kenapa sangat erat? Karena tanpa menggunakan magic, transaksi apapun akan dibabat habis oleh EA. Loh kok bisa? Iya donk fungsi dari magic number sebagai penentu EA atau identitas transaksi yang dilakukan oleh EA. Oo... jadi ada identitasnya ? iya donk.. masa iya dink.. he he...

Apa itu magic numberMagic ini magicnumber, gunanya untuk mengidentifikasi posisi dan membedakan OP antar pair. Misalnya saja, EA hanya di program untuk memanage order dengan magic number tertentu, maka EA tersebut ga akan modify/close order.
Peranan magic number di dalam EA saya kira termasuk yang terpenting. Kenapa? Ada beberapa kendala lain ketika kita sedang memanfaatkan trading, diantaranya :
Identifikasi transaksiBila Anda sedang menggunakan beberapa EA sekaligus di dalam satu pair, kemungkinan akan terjadi transaksi dari masing-masing ea tersebut. Nah bagaimana jika tidak ada magic number? Tentu saja EA akan bingung open posisi yang dilakukan tadi. Akibatnya ketika EA ingin close all, maka seluruh transaksi akan di tutup baik profit atau loss.
Nah cara ini perlu diantisipasi oleh trader dengan memanfaatkan magic number yang berbeda di setiap EA. Bagaimana jika kebetulan sama menggunakan EA? Ya berarti harus dirubah salah satunya.
Dimana magic number beradaMagic number berada bersamaan dengan fungsi open posisi. Misalkan ada fungsi untuk buy dan sell. Di dalam fungsi tersebut diselipkanlah magic number untuk mempermudah identifikasi transaksi yang dilakukan oleh EA. Untuk lebih jelasnya lihat contoh di bawah ini :
Pertama-tama, untuk memudahkan EA, kita bisa menuliskannya secara manual di inputan. Walaupun sudah diset dengan magic number bawaan EA, tapi perubahan ini perlu jika sewaktu-waktu ada EA yang sama magic numbernya maka user bisa merubahnya sendiri.
Dibuatkan extern, untuk menampilkan hasil inputannya :
// magic number
extern int MagicNumber=12345;
Setelah magic number dibuat, maka tugas selanjutnya hanya menyelipkan magic number tersebut ke dalam open posisi EA. Cara penyelipannya harus melalui prosedur dan ketentuan dari metaeditor. Contoh yang paling umum digunakan dalam transaksi adalah :
OrderSend(Symbol(),OP_BUY,Lots,Ask,Slippage,Ask-StopLoss*Point,Ask+TakeProfit*Point,txComment,MagicNumber);
Magic number sudah diselipkan ke hasil open posisi buy. Jika sewaktu-waktu trader ingin trade, sedangkan EA masih juga bertransaksi, trader sudah tenang karena EA hanya akan membaca transaksi yang dilakukan oleh EA itu sendiri. Sedangkan transaksi yang dilakukan oleh trader tidak akan di ganggu.
Memanfaatkan Volatilitas Sebagai Batas Risiko
Volatilitas yang ekstrem dapat membantu trader melihat entri secara akurat dengan menggunakan indikator bernama Value at Risk (VaR). VaR adalah konsep Manajemen Risiko yang terlihat pada volatilitas historis dalam pair mata uang. Dengan menggunakan konsep ini tampaknya dapat membantu trader pemula dan bisa dipastikan mereka tidak mengambil risiko terlalu banyak pada sistem trading-nya.
Volatilitas termasuk jantung dari sistem trading Forex karena volatilitas dapat membantu Anda memahami potensi risiko trading. Trader yang masih hijau sering menggunakan volatilitas sebagai umpan untuk masuk ke arena trading Forex yang bisa membuat mereka kaya, dengan asumsi trading tersebut akan bergerak dalam garis lurus. Sayangnya, harapan tersebut sering meleset.
Sementara itu, trader yang lebih berpengalaman atau trader yang sistematis akan menggunakan volatilitas untuk memahami risiko yang akan mereka ambil, ketika memutuskan untuk masuk ke dalam trading yang sudah ada, dipadukan dengan ukuran trading yang akan mereka pilih.

Jika Anda akrab dengan Standar Deviasi, sudah pasti Anda juga kenal dengan Value at Risk konsep daripada yang Anda sadari. Sebab memahami Standar Deviasi akan membantu Anda memahami volatilitas atau probabilitas harga, sehingga Anda dapat memperkirakan entry-entry yang kuat dalam trend dan mampu menempatkan stop dengan percaya diri saat melakukan trading.
Dua metode umum untuk mengukur volatilitas saat ini adalah Average True Range dan Bollinger Bands dengan menggunakan Standar Deviasi.
.png)
Subscribe to:
Comments (Atom)